Selasa, 19 April 2011

lirik lagu seila

Sheilla, bila kau terluka
Aku pun tersiksa
Betapa besar cinta kita
Yang telah terbina
Namun terhalang
Dinding pemisah
Begitu tingginya

Sheilla, kini terbelenggu
Kerna orang tuamu
Di mata mereka
Yang ada intan dan permata
Aku tak punya harta dan benda
Mungkin akan membuat sengsara
Lalu ku cuba bertanya
Untuk apa cinta kita
Sekian lama kita bina
Hanya berbuah derita
Oh... Sheilla tabahkanlah
Suratan di dirimu
Oh Sheilla, relakanlah
Kita harus berpisah
Sheilla, aku menyedari
Betapa susahnya
Mana yang harus engkau pilih
Aku atau dia
Mengapa kita harus bertemu
Sheilla, oh sheilla

Sabtu, 16 April 2011

TARI GUEL DARI ACEH

 

CERITA RAKYAT....

Pada zaman dahulu di kawasan ujung timur Propinsi Jawa Timur terdapat sebuah kerajaan besar yang diperintah oleh seorang Raja yang adil dan bijaksana. Raja tersebut mempunyai seorang putra yang gagah bernama Raden Banterang. Kegemaran Raden Banterang adalah berburu. “Pagi hari ini aku akan berburu ke hutan. Siapkan alat berburu,” kata Raden Banterang kepada para abdinya. Setelah peralatan berburu siap, Raden Banterang disertai beberapa pengiringnya berangkat ke hutan. Ketika Raden Banterang berjalan sendirian, ia melihat seekor kijang melintas di depannya. Ia segera mengejar kijang itu hingga masuk jauh ke hutan. Ia terpisah dengan para pengiringnya.
“Kemana seekor kijang tadi?”, kata Raden Banterang, ketika kehilangan jejak buruannya. “Akan ku cari terus sampai dapat,” tekadnya. Raden Banterang menerobos semak belukar dan pepohonan hutan. Namun, binatang buruan itu tidak ditemukan. Ia tiba di sebuah sungai yang sangat bening airnya. “Hem, segar nian air sungai ini,” Raden Banterang minum air sungai itu, sampai merasa hilang dahaganya. Setelah itu, ia meninggalkan sungai. Namun baru beberapa langkah berjalan, tiba-tiba dikejutkan kedatangan seorang gadis cantik jelita.
“Ha? Seorang gadis cantik jelita? Benarkah ia seorang manusia? Jangan-jangan setan penunggu hutan,” gumam Raden Banterang bertanya-tanya. Raden Banterang memberanikan diri mendekati gadis cantik itu. “Kau manusia atau penunggu hutan?” sapa Raden Banterang. “Saya manusia,” jawab gadis itu sambil tersenyum. Raden Banterang pun memperkenalkan dirinya. Gadis cantik itu menyambutnya. “Nama saya Surati berasal dari kerajaan Klungkung”. “Saya berada di tempat ini karena menyelamatkan diri dari serangan musuh. Ayah saya telah gugur dalam mempertahankan mahkota kerajaan,” Jelasnya. Mendengar ucapan gadis itu, Raden Banterang terkejut bukan kepalang. Melihat penderitaan puteri Raja Klungkung itu, Raden Banterang segera menolong dan mengajaknya pulang ke istana. Tak lama kemudian mereka menikah membangun keluarga bahagia.
Pada suatu hari, puteri Raja Klungkung berjalan-jalan sendirian ke luar istana. “Surati! Surati!”, panggil seorang laki-laki yang berpakaian compang-camping. Setelah mengamati wajah lelaki itu, ia baru sadar bahwa yang berada di depannya adalah kakak kandungnya bernama Rupaksa. Maksud kedatangan Rupaksa adalah untuk mengajak adiknya untuk membalas dendam, karena Raden Banterang telah membunuh ayahandanya. Surati menceritakan bahwa ia mau diperistri Raden Banterang karena telah berhutang budi. Dengan begitu, Surati tidak mau membantu ajakan kakak kandungnya. Rupaksa marah mendengar jawaban adiknya. Namun, ia sempat memberikan sebuah kenangan berupa ikat kepala kepada Surati. “Ikat kepala ini harus kau simpan di bawah tempat tidurmu,” pesan Rupaksa.
Pertemuan Surati dengan kakak kandungnya tidak diketahui oleh Raden Banterang, dikarenakan Raden Banterang sedang berburu di hutan. Tatkala Raden Banterang berada di tengah hutan, tiba-tiba pandangan matanya dikejutkan oleh kedatangan seorang lelaki berpakaian compang-camping. “Tuangku, Raden Banterang. Keselamatan Tuan terancam bahaya yang direncanakan oleh istri tuan sendiri,” kata lelaki itu. “Tuan bisa melihat buktinya, dengan melihat sebuah ikat kepala yang diletakkan di bawah tempat peraduannya. Ikat kepala itu milik lelaki yang dimintai tolong untuk membunuh Tuan,” jelasnya. Setelah mengucapkan kata-kata itu, lelaki berpakaian compang-camping itu hilang secara misterius. Terkejutlah Raden Banterang mendengar laporan lelaki misterius itu. Ia pun segera pulang ke istana. Setelah tiba di istana, Raden Banterang langsung menuju ke peraaduan istrinya. Dicarinya ikat kepala yang telah diceritakan oleh lelaki berpakaian compang-camping yang telah menemui di hutan. “Ha! Benar kata lelaki itu! Ikat kepala ini sebagai bukti! Kau merencanakan mau membunuhku dengan minta tolong kepada pemilik ikat kepala ini!” tuduh Raden Banterang kepada istrinya. “ Begitukah balasanmu padaku?” tandas Raden Banterang.”Jangan asal tuduh. Adinda sama sekali tidak bermaksud membunuh Kakanda, apalagi minta tolong kepada seorang lelaki!” jawab Surati. Namun Raden Banterang tetap pada pendiriannya, bahwa istrinya yang pernah ditolong itu akan membahayakan hidupnya. Nah, sebelum nyawanya terancam, Raden Banterang lebih dahulu ingin mencelakakan istrinya.
Raden Banterang berniat menenggelamkan istrinya di sebuah sungai. Setelah tiba di sungai, Raden Banterang menceritakan tentang pertemuan dengan seorang lelaki compang-camping ketika berburu di hutan. Sang istri pun menceritakan tentang pertemuan dengan seorang lelaki berpakaian compang-camping seperti yang dijelaskan suaminya. “Lelaki itu adalah kakak kandung Adinda. Dialah yang memberi sebuah ikat kepala kepada Adinda,” Surati menjelaskan kembali, agar Raden Banterang luluh hatinya. Namun, Raden Banterang tetap percaya bahwa istrinya akan mencelakakan dirinya. “Kakanda suamiku! Bukalah hati dan perasaan Kakanda! Adinda rela mati demi keselamatan Kakanda. Tetapi berilah kesempatan kepada Adinda untuk menceritakan perihal pertemuan Adinda dengan kakak kandung Adinda bernama Rupaksa,” ucap Surati mengingatkan.
“Kakak Adindalah yang akan membunuh kakanda! Adinda diminati bantuan, tetapi Adinda tolah!”. Mendengar hal tersebut , hati Raden Banterang tidak cair bahkan menganggap istrinya berbohong.. “Kakanda ! Jika air sungai ini menjadi bening dan harum baunya, berarti Adinda tidak bersalah! Tetapi, jika tetap keruh dan bau busuk, berarti Adinda bersalah!” seru Surati. Raden Banterang menganggap ucapan istrinya itu mengada-ada. Maka, Raden Banterang segera menghunus keris yang terselip di pinggangnya. Bersamaan itu pula, Surati melompat ke tengah sungai lalu menghilang.
Tidak berapa lama, terjadi sebuah keajaiban. Bau nan harum merebak di sekitar sungai. Melihat kejadian itu, Raden Banterang berseru dengan suara gemetar. “Istriku tidak berdosa! Air kali ini harum baunya!” Betapa menyesalnya Raden Banterang. Ia meratapi kematian istrinya, dan menyesali kebodohannya. Namun sudah terlambat.
Sejak itu, sungai menjadi harum baunya. Dalam bahasa Jawa disebut Banyuwangi. Banyu artinya air dan wangi artinya harum. Nama Banyuwangi kemudian menjadi nama kota Banyuwangi.

Spesifikasi Printer HP LaserJet P1102

 

Spesifikasi Printer HP LaserJet P1102

Up to 18 ppm | As fast as 8.5 sec | Up to 600 x 600 x 2 dpi | 150-sheet input tray | 100-sheet face-down bin | A4; A5; A6; B5; postcards; envelopes (C5, DL, B5); 150-sheet input tray: 147 x 211 to 216 x 356 mm | Paper (laser, plain, photo, rough, vellum), envelopes, labels, cardstock, transparencies, postcards | 2 MB | Hi-Speed USB 2.0 port | Microsoft Windows 7 (32-bit/64-bit), Windows Vista (32-bit/64-bit), Windows XP (32-bit/64-bit), Windows Server 2008 (32-bit/64-bit), Windows Server 2003 (32-bit/64-bit), Mac OS X v 10.4, v 10.5, v 10.6, Linux


Processor: 266 MHz
Memory: 2 MB
Print Speed: Up to 18 ppm
First Print Out Time: As fast as 8.5 sec
Resolution: Up to 600 x 600 x 2 dpi (1200 dpi effective output)
Duplex: Manual (driver support provided)
Input Capacity:/kapasitas masukane 150-sheet input tray
Output Capacity: 100-sheet face-down bin
Media Size:/ukuran mediane A4; A5; A6; B5; postcards; envelopes (C5, DL, B5); 150-sheet input tray: 147 x 211 to 216 x 356 mm
Media Type:/tipe media Paper (laser, plain, photo, rough, vellum), envelopes, labels, cardstock, transparencies, postcards
OS Compatibility: Microsoft Windows 7 (32-bit/64-bit), Windows Vista (32-bit/64-bit), Windows XP (32-bit/64-bit), Windows Server 2008 (32-bit/64-bit), Windows Server 2003 (32-bit/64-bit), Mac OS X v 10.4, v 10.5, v 10.6, Linux
Inteface: Hi-Speed USB 2.0 port
Duty Cycle: Up to 5000 pages
Size (WxDxH)mm: 349 x 238 x 196 mm
Weight (Est):/bobote 6.35 kg
Warranty: One-year, return to HP authorised service center; telephone and web support (varies according to region).

Selasa, 22 Maret 2011

CONTOH DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Peribadi


  • Nama                            :                                                                               
  • Jenis Kelamin              :                              
  • Tempat Tanggal Lahir :                 
  • Kwarganegaraan          :                        
  • Status perkawinan       :                     
  • Tinggi, Berat badan     :                 
  • Kesehatan                    :                                 
  • Agama                         :                                       
  • Alamat Lengkap          :                       
  • Telepon/hp                  :                                  
  • Email                           :                                              

    Pendidikan
    *Formal*

     1985-1991
    1991 -1994
    1994 -1995


    Pendidikan
    *NonFormal*
     1994 -1995
    1995  -2000

    Pengalaman Kerja
    Bekerja: di PT.Maju Terus luar Biasa
    Priode  : 2012
    Status   : Belum Kawin
    Posisi   : Manager

























      Selasa, 15 Maret 2011

      PERSYARATAN PEMBUATAN KTP BARU

      • MEMBAWA FOTO COPY KARTU KELUARGA
      • MEMBAWA  FOTO 3X4ANDA KALAU TAHUN LAHIRNYA  GENAP WARNA BACGROUNDYA BIRU  YANG TAHUNLAHIRNYA GANJIL PAKAI BACKGROUN/FOTO BELAKANG WARNA MERAH...
      • MENGISI BLANKO UNTUK DAFTAR KTP 

      DESA SROWO



      DESA SROWO

      Desa Srowo adalah satu dari Dua Puluh Satu (21) desa yang ada di Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik,Propinsi Jawa Timur. Rata – rata penduduk Desa Srowo adalah UKM (Industri Rumah Tangga ), Buruh Tidak Tetap, dan Wiraswasta Tingkat pendidikan masyarakat Desa Srowo  rata – rata adalah tamat SLTP.

      Letak Geografis Desa Srowo
      1. Batas Wilayah  Desa Srowo;
      o   Sebelah utara               : Kec. Ujung Pangkah
      o   Sebelah Timur             : Desa Randuboto
      o   Sebelah Selatan            : Desa Sedagaran
      o   Sebelah Barat               : Desa Golokan

      2. Luas Wilayah desa Srowo : 3.5 Km persegi;

      3. Jumlah  RW yang ada di Desa Srowo: 2RW :
      a)    RW I Terdiri dari RT 01 & 02; dan
      b)    RW II terdiri dari RT 03 & 04

      4. Jumlah Penduduk
          Jumlah penduduk Desa Srowo yaitu 1.101 Jiwa
          Jumlah RTM ( Rumah Tangga Miskin ) Desa Srowo yaitu 105  RTM